aku masih bisa mengingat dengan jelas bagaimana awal mula aku ingin menjadi seorang penulis. untuk beberapa waktu, aku tidak seperti anak-anak lain yang memiliki cita-cita. aku hanya akan menjawab asal ketika guru atau siapa pun bertanya tentang cita-citaku, karena aku tidak memiliki cita-cita ketika itu. hingga akhirnya, kala aku berumur dua belas tahun (benarkah?) aku menemukan apa yang aku mau. penulis.
aku memang suka membaca, seluruh keluarga ku tahu akan hal itu. tapi yang luput selama beberapa tahun ialah, aku suka menulis. baiklah, aku memang selalu menulis diary semenjak pertama kali aku bisa menulis. aku mempunyai banyak buku diary yang sudah penuh, berisi cerita-ceritaku setiap harinya. namun baru kusadari ketika aku pertama kalinya menghabiskan liburanku dengan membaca banyak novel sekaligus, termasuk di dalamnya teenlit dan novel terjemahan--fantasi dan romance. aku ingin menulis. aku ingin berkarya.
aku mulai dengan menulis cerpen remaja dan memulai menulis novel fantasi--setengah misteri. bukan suatu kebetulan nampaknya, karena ternyata sepupuku yang berbeda sekitar tiga tahun denganku sedang menyelesaikan novel nya--novel misteri--dan adiknya tengah rajin menulis cerpen remaja. aku menjadi excited mengetahui hal itu dan mulai menulis dengan rajin. setiap waktu luang yang kumiliki, aku gunakan untuk menulis.
mungkin aku yang terlalu takut, atau entah apa. aku belum menghasilkan suatu hasil yang berarti. aku belum menghasilkan novel satu pun, hanya cerpen-cerpen berserakan. tapi aku tidak patah semangat. karena aku tahu, menulis adalah jiwaku. aku mati jika aku tidak menulis. aku memulai lagi, dengan semangat dan keyakaninan yang lebih kuat. aku akan menerbitkan novel pertamaku segera dan menghasilkan banyak cerpen.
lalu, ada hal baru. jurnalis. aku ingin menjadi jurnalis. aku ingin bisa menulis tidak hanya perasaan dan imajinasiku sematal, namun pikiran--gagasanku. aku ingin bisa menuangkannya dalam tulisan yang cerdas. aku ingin tulisanku bermanfaat bagi orang lain. tapi, mungkinkah? mungkinkah seorang penulis yang penuh perasaan dan sangat sensitif bisa juga menjadi seorang jurnalis yang rasional?
jawabannya mungkin . aku yang menjawabnya. entah mungkin orang lain akan menjawab tidak mungkin. aku tetap akan menjawab mungkin. aku yakin itu mungkin. dan aku yakin aku bisa melakukannya. aku akan menjadi seorang penulis dan jurnalis yang profesional. aku tahu, aku akan menjadi seperti itu. sebentar lagi.
jadi yang kulakukan saat ini adalah, memantapkan hati dan menyakinkan diriku bahwa aku mampu. seraya meminta bantuanNya untuk selalu membimbingku, aku melangkah maju, dengan ketekunan dan keuletanku, serta yang paling penting adalah keikhlasan, sumber kekuatanku....