Aku
tahu siapa pun yang melihatku tidak akan menganggapku sebagai bidadari. Aku tidak
cantik, aku tidak menarik, aku tidak hebat. Tidak ada pendar di sekeliling
tubuhku dan kupu-kupu enggan mendekatiku. Akan tetapi, aku bukan mencoba
bersikap seperti bidadari. Aku hanya seorang dengan kepedulian yang mungkin
berlebih. Terkadang, aku tidak menunjukkannya. Terkadang, aku menutupinya. Dan terkadang,
tidak semua bisa memahami niat baikku itu. Salah satunya kamu.
Kamu
tidak pernah memandangku dengan tatapan sinis, tetapi kamu menghindariku. Itu
bahkan lebih menyakitkan. Belum sempat aku berkata-kata, kamu sudah menghilang.
Kamu tidak pernah menghiraukanku. Tahukah kamu betapa menyakitkannya itu?
Mungkin akan jauh lebih menyakitkan apabila kamu memakiku. Kenyataannya, kamu
tidak pernah melakukannya. Atau belum?
Kamu
memang tidak memakiku, tidak menyerukan kata-kata yang menyakitkan, tapi
bagiku, apa yang kamu lakukan terasa sama saja. Apa yang tidak kamu katakan
secara langsung sering membuatku bertanya-tanya: apa salahku? Apa kamu
membenciku? Aku memang bukan kupu-kupu yang indah, tidak pula bidadari, tapi tentu lah aku tidak
seburuk itu hingga semua membenciku. Lalu, mengapa kamu dengan begitu mudahnya
membenciku? Atau itu bukan benci, melainkan sesuatu yang lain, yang bahkan kamu
sendiri tidak tahu.
Aku
tetap bertahan, meski pun aku sudah menemukan kata yang tepat untuk seluruh
sikapmu kepadaku: jahat. Bukan seperti jahatnya ibu tiri di cerita rakyat atau
jahatnya penyihir di dongeng. Suatu kali, aku menemukan diriku menangis
menyadari perlakuan jahatmu, tetapi aku bisa apa? Setiap kata yang aku serukan
tidak kau gubris. Mungkin
bagimu, aku seperti lebah menjengkelkan yang terbang di sekitarmu. Dengungku memekakkan
pendengaranmu. Kehadiranku mengusik hidupmu. Seperti lebah, aku datang
tiba-tiba, mencoba menarik perhatianmu. Semakin kau menyerang, semakin aku
bertahan lama di sisimu. Lalu, ketika akhirnya kamu lelah menyerang dan memilih
untuk diam, maka sang lebah itu pun pergi dengan sendirinya. Itulah yang kini
terjadi.
No comments:
Post a Comment