Sunday, 11 January 2015

Sang Lebah Penganggu

Aku tahu siapa pun yang melihatku tidak akan menganggapku sebagai bidadari. Aku tidak cantik, aku tidak menarik, aku tidak hebat. Tidak ada pendar di sekeliling tubuhku dan kupu-kupu enggan mendekatiku. Akan tetapi, aku bukan mencoba bersikap seperti bidadari. Aku hanya seorang dengan kepedulian yang mungkin berlebih. Terkadang, aku tidak menunjukkannya. Terkadang, aku menutupinya. Dan terkadang, tidak semua bisa memahami niat baikku itu. Salah satunya kamu.

Kamu tidak pernah memandangku dengan tatapan sinis, tetapi kamu menghindariku. Itu bahkan lebih menyakitkan. Belum sempat aku berkata-kata, kamu sudah menghilang. Kamu tidak pernah menghiraukanku. Tahukah kamu betapa menyakitkannya itu? Mungkin akan jauh lebih menyakitkan apabila kamu memakiku. Kenyataannya, kamu tidak pernah melakukannya. Atau belum?

Kamu memang tidak memakiku, tidak menyerukan kata-kata yang menyakitkan, tapi bagiku, apa yang kamu lakukan terasa sama saja. Apa yang tidak kamu katakan secara langsung sering membuatku bertanya-tanya: apa salahku? Apa kamu membenciku? Aku memang bukan kupu-kupu yang indah, tidak pula bidadari,  tapi tentu lah aku tidak seburuk itu hingga semua membenciku. Lalu, mengapa kamu dengan begitu mudahnya membenciku? Atau itu bukan benci, melainkan sesuatu yang lain, yang bahkan kamu sendiri tidak tahu.

Aku tetap bertahan, meski pun aku sudah menemukan kata yang tepat untuk seluruh sikapmu kepadaku: jahat. Bukan seperti jahatnya ibu tiri di cerita rakyat atau jahatnya penyihir di dongeng. Suatu kali, aku menemukan diriku menangis menyadari perlakuan jahatmu, tetapi aku bisa apa? Setiap kata yang aku serukan tidak kau gubris. Mungkin bagimu, aku seperti lebah menjengkelkan yang terbang di sekitarmu. Dengungku memekakkan pendengaranmu. Kehadiranku mengusik hidupmu. Seperti lebah, aku datang tiba-tiba, mencoba menarik perhatianmu. Semakin kau menyerang, semakin aku bertahan lama di sisimu. Lalu, ketika akhirnya kamu lelah menyerang dan memilih untuk diam, maka sang lebah itu pun pergi dengan sendirinya. Itulah yang kini terjadi. 

No comments:

Post a Comment