Mulai sekarang, aku sudah anggap
aku tidak pernah mengenalmu—apalagi mengingat kita pernah bersama. Seolah ketika
ada orang di jalan yang menanyakanmu kepadaku, aku akan menjawab,”aku tidak
mengenalnya, siapa dia?” dengan wajah penasaran. Hei, aku tidak jahat, bukan? Toh
kita sudah sepakat untuk lost contact, dan aku sudah mengatakan padamu bahwa
aku akan menganggap aku tidak pernah mengenalmu? Mungkin awalnya sulit, tetapi
perlahan aku akan terbiasa. Seiring berjalannya waktu, hal-hal yang seolah ada
hubungannya dengan kita, perlahan akan menghilang. Dan di puncaknya, aku akan
benar-benar lupa siapa kamu.
Sayang memang, kita harus seperti
ini. Sayang memang, alasan yang membuat kita menjadi seperti ini. Sayang memang,
ada orang lain yang menyebabkan semua ini. Tapi tidak sepenuhnya begitu, karena
ini demi kebaikan kita bersama. Aku bisa bebas tanpa diikuti dan menjalani
kehidupanku dengan normal. Dan sejujurnya, aku tidak peduli apa yang
selanjutnya akan terjadi padamu. Ya, walaupun aku iba denganmu karena kamu...
Okay, skip. Aku bukannya ingin
mengutarakannya. Tidak, tidak lagi. sudah cukup. Dan di suatu waktu jika ada
yang bertanya kepada ku alasan atau apa yang terjadi, aku tidak akan
mengatakannya. Karena apa? Karena aku tidak mengenalmu, sayang. Bagaimana aku
bisa menjelaskan kepada orang apa yang terjadi ketika bahkan aku tidak
mengenalmu?
Di sini, aku menegaskan. Bahwa mulai sekarang, aku anggap kamu tidak ada. Tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada. Kita pernah bersama, itu nothing. Apa yang terjadi di terakhir kali kita berteman, itu tidak pernah terjadi. Dan ketika kamu mencoba lagi mengusik hidupku lagi, aku tidak akan terusik. Karena bahkan bagiku kamu tidak pernah ada. Dan aku tidak akan pernah menyebutkan namamu lagi.
Semoga Tuhan memaafkan kesalahan kita masing-masing dan menghapuskan amarah atau pun dendam di hati kita masing-masing. Semoga Tuhan mempertemukanku denganmu hanya sekali, di kehidupan lamaku. Karena aku yakin, Tuhan tidak akan mempertemukan kita di kehidupan baruku. Karena di kehidupan baruku, kamu tidak layak ikut serta di dalamnya. Tuhan tahu itu.
So, i let you go, but i also leave you behind. I don't leave the memories behind, but i erase all of my memeries about us. Cause this is my new life. Cause the new one and 'others life'-that-never-connected-to-you are together now.
No comments:
Post a Comment