Sunday, 8 February 2015

Gangguan

Kukira aku setia. Kupikir aku hanya bisa diam dan tinggal. Kupikir aku hanya akan melihatmu dan menunggumu. Kupikir aku hanya akan mengharapkanmu. Kupikir aku hanya akan memujamu. Ternyata tidak. Bahkan aku tidak bisa mengenal diriku dengan baik.

Semakin aku memikirkannya, aku semakin takut. Selama ini, aku menuntut kesetiaan, tapi lihatlah apa yang aku lakukan sekarang? Sebagian diriku ingin aku tetap tinggal di sisi mu, namun sebagian lagi ingin pergi. Begitu mudahnya bagiku untuk pergi sebab kau tidak pernah melarangku untuk pergi. Kau tidak pernah mengikatku sebab kau tidak ingin aku merasa terkekang. Aku bisa tetap tinggal karena aku ingin, meskipun gaya gravitasimu sangat lemah mengikatku. Seperti benda kecil yang terikat sangat lemah oleh gravitasi benda besar, itu lah aku. Benda kecil itu bisa saja terganggu suatu waktu oleh benda yang lewat di sekitarnya.

Mungkin saat itu sudah tiba. Mungkin aku hanya lelah berada di sekitarmu. Aku terlalu jauh sehingga bisa kapan saja pergi, Namun aku tidak akan pernah bisa sedekat itu denganmu sebab aku akan hancur. Kubayangkan betapa indahnya saat aku terlepas darimu dan menyambut tarikan lain. Lalu, bayangan lain yang mengerikan muncul. Aku bisa saja mengakhiri hidupku beberapa saat setelah aku pergi. 

Apakah tidak ada akhir yang bahagia untukku? 







Mungkin ada. Mungkin aku hanya perlu berharap lebih dan menunggu keajaiban alam yang membuatku bisa terikat kepadamu, berada dekatmu, tanpa takut terkena gangguan dari luar.

No comments:

Post a Comment