Tuesday, 22 April 2014

bukan jalan buntu

aku terseok-seok berjalan sendirian. well, aku tidak sepenuhnya sendirian. ada orang-orang yang berjalan bersamaku. tujuan mereka berbeda-beda. kami tidak betul-betul memiliki tujuan yang persis sama. bahkan kami hanya bersama-sama untuk waktu yang singkat. kompetisi bisa terjadi di antara kami. mungkin ada tempat yang ingin kami capai dan hanya satu orang yang bisa ke  tempat itu. kompetisi terkadang merubah keadaan: yang asing menjadi akrab, yang akrab menjadi asing. ego yang memutuskan setiap tindakan kami.

entah sudah berapa lama aku berjalan. siang, malam, terik, hujan, angin, semuanya. aku punya payung, tentu saja! aku ipe yang penuh persiapan. aku punya payung, jas hujan, mantel, topi, minuman hangan, senter dan semuanya yang aku butuhkan. jalanan tidak sellau mulus; perjalanan tidak selalu menyenangkan. tapi aku tidak berkata bahwa ini selamanya duka. terkadang memang menyakitkan. terkadang ada teriakan-teriakan dari orang-orang yang dengki melihat yang lain masih berusaha. tapi di sinilah keindahkannya. kau akan tahu seberapa tangguhnya dirimu. kau akan tahu seberapa kuatnya dirimu. dan kau akan tahu mana batasanmu, yang unbtuk beberapa hal tidak terbatas.

aku beberapa kali menemuinya jalan buntu. tapi itu hanya di persimpangan kecil, di tempat aku salah berbelok.di tempat aku berjalan belum terlalu jauh. di tempat yang memang seharusnya tidak kukunjungi. dan tempat itu bukan tujuan utamaku.

aku terus menuju tempat tujuan utamaku. aku masih terus semangat, sampai tiba di suatu malam. malam itu lebih gelap dari biasanya. mungkin sebentar lagi akan ada badai. mungkin bukan di sini, tapi mungkin di sini tetap akan gelap sampai besok pagi. aku menyusuri jalanku. aku melangkah perlahan. aku mencoba memfokuskan mataku. senterku tidak berguna karena baterainya habis dan aku terlalu gusar untuk menggantinya. setelah aku menganalisa pandanganku dan mengenali sesuatu, aku melangkah cepat untuk memastikan.

tidak mungkin! jalan buntu!

tidak! jangan jalan buntu menuju jalan utamaku! jangan! tidak ada jalan kembali. dan aku hanya ingin melewati jalan ini. pasti ada jalan, aku yakin!

hujan pun turun. aku sungguh benci dengan hujan kali ini. aku terpuruk di sisi jalan, sendirian. oh, dia sudah pergi. mereka sudah pergi. aku tidak pernah menyalahkan dia, atau mereka. terkadang, teman tidak penting dibandingkan ambisimu, itulah kesan yang kudapat di sini. biarkan mereka menemukan jalannya. dan aku? biarkan aku menangis sebentar. mungkin selama beberapa jam. mungkin beberapa hari. mungkin beberapa minggu. setelah itu, akan kupikirkan caraku mencapai jalan utama lagi.

aku lupa sudah berapa lama aku menangis. saat itu mungkin sudah lewat tengah malam, mungkin menjelang fajar. aku juga tidak ingat kapan hujan deras itu berhenti. aku melihat bulan yang sebelumnya tertutup awan tebal. nanar; seakan bulan yang bertanggungjawab atas jalan buntu ini. aku terus menatapnya, membiarkan air mata di wajahku kering dengan sendirinya. mataku perih karena terlalu banyak menangis. hidungku tersumbat; tenggorokanku kering.

malam itu sinar bulan lebih terang dibandingkan malam sebelumnya. mungkin awan sudah jenuh menutupinya. seakan ia membalasku, ia membuatku tersadar. bulan menerangi jalan buntu itu dan jalan itu bukan jalan buntu! aku dapat melihat sesuatu yang kukira tembok, mulai lapuk karena hujan deras tadi. mungkin itu sejenis triplek tua, atau apa pun yang sudah tua. aku mendekati bagian itu dan dengan sedikit tenaga, aku menghancurkannya.

aku memandang sisi seberang bagian yang tertutup lagi. itulah jalan yang ingin aku tuju. aku tersenyum, lalu mundur. aku sudah menemukan jalanku dan tinggal menunggu fajar untuk pergi ke sisi sana. aku harus punya waktu yang tepat. semua hal yang baik bisa menjadi tidak baik jika tidak pada waktu yang tepat.

kawan.
jangan pernah putus asa. memang ada jalan-jalan buntu yang benar-benar buntu. memang ada hal-hal, mungkin banyak hal yang kita tidika punya kuasa untuk mengubahnya. tapi tetaplah berusaha. tetaplah percaya. tetaplah yakin. terkadang, kau hanya perlu menunggu. terkadang, kau hanya perlu melihat lebih dekat. 

karena...
jalan buntu tidaklah selalu jalan buntu

No comments:

Post a Comment