Tuesday, 26 February 2013

Why Me?



Belakangan ini banyak hal yang membuatku ingin berteriak,”WHY ME?!” Aku bahkan tidak ingat apa saja dan bagaimana. Mungkin puncaknya saat aku menjadi sasaran penipuan yang sedang marak terjadi di kampusku dan melihat sesuatu yang ganjil beberapa hari yang lalu. 
Biar kujelaskan. Waktu itu aku baru saja pulang setelah menemani ibuku pergi menemui temannya. Aku meninggalkan handphoneku di rumah dan segera mengeceknya. Kulihat ada beberapa pesan singkat dan salah satunya dari nomer yang tidak kukenal. Membaca awalannya saja membuatku merasa terintimidasi. Memang, aku terkadang diliputi rasa takut yang tidak menentu sehubungan dengan Indeks Prestasi ku yang bisa dikatakan selalu buruk bahkan belum pernah bagus.

Aku membaca perlahan dan merasa ganjil dengan isi pesan tersebut. Aku mengirim beberapa temanku pesan singkat, menanyakan apakah mereka menerima pesan singkat sepertiku. Pesan singkat yang mengaku dekan fakultas dan memintaku menghubungi rektor perihal seminar yang diadakan di sebuah hotel. Aku sangat merasa aneh mendapati pesan itu, terlebih sepertinya hanya aku yang menerimanya di jurusanku saat itu.

Aku memilih mengabaikannya karena toh jika memang benar adanya, pihak mereka pasti akan menghubungiku lagi, bukan? Beberapa saat kemudian aku mengetahui itu penipuan yang memang sedang terjadi di kampus tercinta ini. Aku hanya terdiam, “why me?” Darimana mereka mendapatkan dataku? Pastinay ada orang dalam yang terlibat. Tapi, mengapa harus aku? Daris ekian banyak nama, mengapa harus aku?
Baiklah, ini berlebihan. Tapi satu hal yang aku syukuri, aku memiliki sikap “curigaan”. Ini membuatku tidak mudah menjadi korban penipuan atau semacamnya, bahkan aku pernah menyelamatkan ibuku dari penipuan, bermodal sikap curigaku. Selain itu, dulu ayahku pernah tertipu, mungkin bukan kasus besar, tapi percayalah, semenjak itu keluarga kami menjadi lebih waspada.

Baik, kita menuju hal kedua. “Melihat sesuatu”. Aku tidak akan membahas di sini bagaimana dan kapan tepatnya, bahkan kepada orang lain pun sepertinya tidak lagi, kecuali jika memang diperlukan. Tapi ketahuilah, ini cukup berdampak dan membuatku kaget. Ada alasan yang masih belum aku mengerti, walaupun aku coba mengerti. Lalu, mengapa aku? Aku tentunya hanya gadis biasa bukan, bukan indigo? Ya, aku tahu pasti, aku bukan indigo girl. Tapi, mengapa aku “melihat”? Kata beberapa orang, ada alasan. Dan seperti yang kubilang tadi, alasan itu agak sulit kucerna. Bagaimana bisa seolah hanya aku yang mengalami godaan itu? Bagaimana bisa aku harus bisa melwan rasa takutku sendiri untuk bisa meraih cita-citaku? Sepertinya hanya aku, untuk hal ini.

Bingung? Aku juga. Aku bingung bagaimana becerita tanpa perlu aku menumpahkan semuanya. Tapi intinya, ini membuatku sekali lagi ingin berteriak,”why me?”. Tapi yang jelas, aku akan bertahan dan menggapai cita-citaku, di jalan-Nya dan dengan ridha-Nya.
Mau tahu lebih banyak? Baiklah. Dualisme. Entahlah, aku sedang tidak berminta bercerita atau sekedar menjelaskan apa itu dan bagaimana itu mempengaruhi. Yang jelas, aku orang yang complicated. Berpikir dualisme, tentangku, hal-hal disekitarku, membuatku ingin berteriak,”WHY ME?!”

No comments:

Post a Comment