Monday, 11 February 2013

i will not give up

aku terdiam sejenak melihat kertas yang diberikan kepadaku. mereka meminta kami untuk membuat essay seribu kata dan mempresentasikannya selama sepuluh menit besok. tema essay yang didapatkan masing-masing kami berbeda-beda, bergantung pada kertas yang kami dapatkan. aku memandang lagi kertas ku. entahlah, aku belum terlalu mantap untuk topik ini. tapi aku akan mencoba. bukankah aku berada di sini untuk mencoba dan belajar?

"hei," salah seorang teman laki-laki ku memanggilku. kontan aku menoleh dan baru menyadari keberadaanya di dekatku. ia tidak sendiri, tetapi bersama salah seorang senior laki-laki kami.

aku baru saja akan menanyakan kepada temanku ia mendapat kertas apa ketika ia berkata,"kalau kamu lulus besok, ia akan melakukan penembakan." temanku menunjuk senior laki-laki kami dan entah bagaimana di antara mereka ada pemanah dan anak panah yang siap ditembakkan. aku bingung, lalu kulihat senior perempuanku berada di dekatnya. mereka sudah resmi berpacarankah? ah, aku tidak ada waktu untuk memikirkan atau sekedar bertanya hal itu sekarang.

 selama kurang dari dua puluh mepat jam aku memfokuskan diri menyelesaikan essay ku dan mempersiapkan diri untuk presentasi. kebanyakan dari temanku gagal, dan itu membuatku panik dan down. aku menghela napasku, lalu memberikan peforma  terbaikku kepada mereka. aku puas telah melakukannya.

namun aku gagal. salah seorang wanita menyatakan essayku kurang berkualitas. aku merasa tertekan dan marah. bagaimana bisa ia menolak sebagian besar essay kami? bagaimana ia tidak menghargai sedikit pun karya kami? kuputuskan untuk merevisi essay ku.

"oh, halo kak." aku menyapanya. "udah jadi penembakannya?" tanyaku tanpa memikirkan tujuan menembaknya.

"ga tau panahnya nyangkut di mana," jawabnya ketus. kulihat anak panah dan pemanah milik siapa pun itu terpisah. aku berpikir sejenak. ah ya, seingatku ia akan menembakkan anak panah tersebut kalau aku lulus. dan nyatanya aku gagal.

aku memutuskan untuk melupakannya. walaupun tergelitik rasa ingin tahu mengapa ia ingin menembakkan anak panah itu apabila aku lulus--mengapa harus karena ku?--aku memilih mengabaikannya untuk sementara waktu dan melanjutkan revisi essayku. dan kau tahu apa? essay ku diterima. aku dinyatakan lulus.

lalu aku melihatnya. tidak jauh dariku, sedang menatapku. lalu ia menunduk sedikit, dan tersenyum puas. seketika semua menjadi jelas. tidakkah setiap saat aku menoleh, ia ada di sekitarku? seperti memperhatikanku. dan bukankah menembakkan anak panah biasa disebut memanah? lalu mengapa mereka menyebutnya penembakan? bukankah penembakan dalam bahasa sehari-hari diartikan sebagai seseorang menyatakan cintanya dan meminta untuk menjadi kekasihnya?

aku menoleh di tempat yang entah bagaimana terlihat perempuan itu. dan secara perlahan, sosoknya menghilang, seperti tubuhnya cahaya yang perlahan meredup sebelum akhirnya mati. aku menoleh kembali kepadanya yang tengah tersenyum melihatnya. perlahan tapi pasti, ia menghampiriku. kupikir aku tahu maksudnya. aku lulus, bukan?

...

aku tejaga dari mimpi ku pagi ini. butuh waktu beberapa saat untuk mencerna apa yang kualami di alam mimpi. hal pertama yang terlintas adalah, bagaimana mungkin dia masuk dalam mimpi ku?

satu jam aku berusaha mencerna maksud mimpi tersebut. alasan logis yang bisa terpikir olehku sudah kudapatkan. terkait dengan presentasi dadakan dan pelatihan yang kujalani dua hari kemarin, serta presentasi dan menulis yang akan kujalani akhir minggu ini, mungkin menjadi alasan aku bermimpi tentang hal yang serupa. suasana dan kondisi dalam mimpi tersebut cocok, seolah menggambarkan apa yang akan terjadi.

lalu, mengapa dia? aku coba berpikir sederhana dan logis. kami semua dekat, kami semua keluarga, jadi untuk alasan yang wajar aku memimpikan mereka atau pun memimpikannya. 

satu hal yang  bisa kulakukan untuk beberapa hari ke depan: mempersiapkan diri dan membangun kepercayaan diriku. aku seolah mendapat pesan bahwa seberapa kali pun aku terjatuh dan terpuruk, aku tetap harus bangkit dan berlari. seberapa gagalnya aku, aku tetap harus mencoba dan mencoba lagi. seolah tersirat bahwa aku mampu, hanya saja terkadang meragukan diriku sendiri.

pesan untukku, untuk minggu ini, untuk kapan pun. aku akan terus berkarya dan belajar. akan terus berusah menggapai apa pun yang aku mau. apa pun. aku tidak akan berhenti sampai di sini. 

i will not give up




No comments:

Post a Comment